China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
KRAS dikabarkan masih akan menunda pelaksanaan IPO atau penawaran saham publik untuk anak usahanya. Walaupun sebelumnya terlihat kokoh, saat ini langkah untuk menunda membuat pasar bertanya-tanya.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk masih mengkaji opsi mengantar tiga anak usahanya untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Saat ini, emiten pelat merah berkode saham KRAS tersebut masih berkonsultasi dengan Kementerian BUMN untuk mendiskusikan wacana tersebut.
“Mengenai siapa dan kapan (realisasi IPO) ya nanti akan disampaikan ketika waktunya sudah tepat,” kata Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim dalam paparan publik yang disiarkan secara virtual, Selasa (29/12).
Wacana untuk mengantar anak usaha sudah digulirkan sejak beberapa tahun lalu. Anak usaha yang dimaksud adalah PT Krakatau Tirta Industri (KTI), PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), dan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC).
Berdasarkan laporan keuangan interim perusahaan per 30 September 2020, KTI bergerak di bidang distributor dan pengelolaan air. Sementara itu, KBS bergerak di bidang jasa pengelolaan pelabuhan, dan KIEC memiliki bidang usaha industri real estat dan perhotelan.
Kepemilikan saham ketiganya tercatat dikuasai 100% oleh KRAS pada 30 September 2020 lalu. Silmy Karim menjelaskan, IPO anak usaha bisa menjadi salah satu cara bagi KRAS untuk mengoptimalisasi aset.
Meski begitu, pihaknya ingin berhati-hati dalam mengambil langkah di tengah situasi pandemi Covid-19. Sehingga, KRAS masih ingin melihat kondisi dan keadaan sebelum merealisasi wacana IPO tiga anak usaha.
“Kita harus melihat kondisi dan keadaan. Kondisi di tengah pandemi Covid-19 tidak atau bukan waktu yang tepat buat kita melakukan aksi-aksi korporasi yang bisa berdampak atau tidak bisa kita ukur dampaknya terhadap perseroan,” terang Silmy.
Baca juga: JSMR Diprediksi Naik Bersama January Effect, Posisi Beli Terbuka
Langkah ini nampaknya belum berdampak besar terhadap kondisi saham di pasar. Hal ini disebabkan belum adanya urgensi untuk melakukan IPO ini.
Namun, sentimen ini dapat memperburuk depresiasi yang baru saja terjadi pada KRAS. Tetapi mengingat ada kemungkinan tekanan terjadi akibat IHSG yang turun, ke depannya apresiasi saham masih sangat mungkin namun bersama IHSG.
Dilansir dari Kontan
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.