KRAS dikabarkan masih akan menunda pelaksanaan IPO atau penawaran saham publik untuk anak usahanya. Walaupun sebelumnya terlihat kokoh, saat ini langkah untuk menunda membuat pasar bertanya-tanya.

KRAS Tunda IPO Anak Perusahaan

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk masih mengkaji opsi mengantar tiga anak usahanya untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Saat ini, emiten pelat merah berkode saham KRAS tersebut masih berkonsultasi dengan Kementerian BUMN untuk mendiskusikan wacana tersebut.

“Mengenai siapa dan kapan (realisasi IPO) ya nanti akan disampaikan ketika waktunya sudah tepat,” kata Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim dalam paparan publik yang disiarkan secara virtual, Selasa (29/12).

Wacana untuk mengantar anak usaha sudah digulirkan sejak beberapa tahun lalu. Anak usaha yang dimaksud adalah PT Krakatau Tirta Industri (KTI), PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), dan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC).

Berdasarkan laporan keuangan interim perusahaan per 30 September 2020, KTI bergerak di bidang distributor dan pengelolaan air. Sementara itu, KBS bergerak di bidang jasa pengelolaan pelabuhan, dan KIEC memiliki bidang usaha industri real estat dan perhotelan.

Kepemilikan saham ketiganya tercatat dikuasai 100% oleh KRAS pada 30 September 2020 lalu. Silmy Karim menjelaskan, IPO anak usaha bisa menjadi salah satu cara bagi KRAS untuk mengoptimalisasi aset.

Alasan Menunda

Meski begitu, pihaknya ingin berhati-hati dalam mengambil langkah di tengah situasi pandemi Covid-19. Sehingga, KRAS masih ingin melihat kondisi dan keadaan sebelum merealisasi wacana IPO tiga anak usaha.

“Kita harus melihat kondisi dan keadaan. Kondisi di tengah pandemi Covid-19 tidak atau bukan waktu yang tepat buat kita melakukan aksi-aksi korporasi yang bisa berdampak atau tidak bisa kita ukur dampaknya terhadap perseroan,” terang Silmy.

Baca juga: JSMR Diprediksi Naik Bersama January Effect, Posisi Beli Terbuka

Langkah ini nampaknya belum berdampak besar terhadap kondisi saham di pasar. Hal ini disebabkan belum adanya urgensi untuk melakukan IPO ini.

Namun, sentimen ini dapat memperburuk depresiasi yang baru saja terjadi pada KRAS. Tetapi mengingat ada kemungkinan tekanan terjadi akibat IHSG yang turun, ke depannya apresiasi saham masih sangat mungkin namun bersama IHSG.

Dilansir dari Kontan

Tags: