Cadangan devisa China pada Oktober naik secara bulanan untuk pertama kalinya sejak Juli. Cadangan devisa China meningkat seiring dengan tergelincirnya mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya.

Dilansir Bloomberg, Senin (8/11), cadangan devisa China yang merupakan terbesar di dunia tercatat mencapai 3.218 triliun dolar AS pada akhir Oktober 2021. Jumlah tersebut naik 0,53 persen dari bulan sebelumnya, menurut data dari State Administration of Foreign Exchange (SAFE).

“Meskipun pandemi Covid-19 berulang dan masih ada ketidakpastian di antara pemulihan ekonomi global, ekonomi China terus pulih dengan ketahanan yang kuat dan potensi besar, yang akan memberikan dukungan untuk menjaga stabilitas keseluruhan dalam skala cadangan devisa,” kata perwakilan SAFE.

China memegang 62,64 juta fine troy ounces emas pada akhir Oktober 2021. Angka tersebut tidak berubah dari bulan sebelumnya sebesar 62,64 juta fine troy ounces. Sementara itu nilai cadangan emas China naik tipis menjadi 110,83 miliar dolar AS dari 109,18 miliar pada akhir September karena harga emas naik.

Baca juga: Pelarangan Kripto Tiongkok Mengarah ke Yuan Digital 

Aliran dana asing mengalir ke saham dan obligasi China, setelah negeri itu memimpin ekonomi utama lainnya dalam pemulihan dari pandemi virus corona.

Cadangan devisa China yang tercatat sebagai yang terbesar di dunia, kembali ke level yang terakhir terlihat pada 2016. Tetapi tindakan keras peraturan yang meluas dalam beberapa bulan terakhir telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang risiko berinvestasi di Cina.

Nilai tukar Yuan turun 0,06% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Juli. Namun nilai tukar dolar AS melemah 0,3% pada Juli terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

China memegang 62,64 juta troy ons emas murni pada akhir Juli, tidak berbeda dengan kepemilikan di akhir Juni silam.

Namun, nilai dari cadangan emas itu naik menjadi $114,37 miliar pada akhir Juli dari $110,45 miliar pada akhir Juni.

Sebagai pembanding, Indonesia memiliki cadangan devisa senilai US$ 137,3 miliar per akhir Juli, meningkat dari posisi per akhir Juni, yaitu US$ 137,1 miliar.

Sumber