China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
UBS Group AG mencari jaminan pemerintah sekitar USD 6 miliar atau setara dengan Rp 92,18 triliun (asumsi kurs Rp 15.364 per dolar AS) untuk kemungkinan pengambilalihan alias akuisisi Credit Suisse Group AG. Hal itu diungkapkan seseorang yang mengetahui diskusi tersebut kepada Reuters pada Sabtu.
Melansir Yahoo Finance, pembicaraan tersebut masih berlangsung dan angkanya bisa berubah. Lantaran, beberapa skenario masih ditinjau.
Dia bilang, jaminan tersebut akan mencakup biaya penghentian sebagian Credit Suisse dan biaya litigasi potensial. Lalu, orang kedua mengonfirmasi hal ini tanpa menyebutkan angka USD 6 miliar. Pembicaraan untuk menyelesaikan krisis kepercayaan di Credit Suisse menemui hambatan yang signifikan, dan 10.000 pekerja mungkin harus dipangkas jika kedua bank digabungkan (merger).
Regulator Swiss berlomba untuk memberikan solusi untuk Credit Suisse sebelum pasar dibuka kembali pada Senin, tetapi kerumitan menggabungkan dua raksasa tersebut meningkatkan prospek bahwa pembicaraan akan berlangsung hingga Minggu, kata orang tersebut, yang meminta untuk tetap anonim karena sensitivitas dari situasi.
Meski demikian, Credit Suisse, UBS dan pemerintah Swiss menolak berkomentar. Credit Suisse dihargai setara dengan sekitar USD 8 miliar pada penutupan Jumat.
Deutsche Bank AG juga tertarik mengakuisisi bagian dari Credit Suisse, kata sumber pertama. Namun, setiap kesepakatan dengan pemberi pinjaman Jerman bisa memakan waktu lebih lama, kata sumber itu.
Namun, seorang juru bicara Deutsche Bank menolak berkomentar. Sebelumnya, Bloomberg melaporkan minat Deutsche Bank AG terhadap Credit Suisse.
“Setiap kesepakatan potensial akan dipenuhi dengan kerumitan, perlindungan litigasi menjadi satu, dengan situasi tetap cair tetapi dengan kejelasan yang diperlukan sebelum Senin,” kata Analis KBW Thomas Hallett, dalam sebuah catatan kepada klien pada Sabtu.
Sebelumnya, saham perbankan di Asia jatuh pada Kamis, menyeret pasar yang lebih luas lebih rendah. Lantaran, masalah di Credit Suisse memicu kekhawatiran bahwa gejolak perbankan menyebar ke seluruh dunia.
Kabar bahwa bank raksasa yang terkepung ini telah menerima tawaran dukungan keuangan dari bank sentral Swiss untuk tetap bertahan telah membatasi kerugian terburuk.
Baca juga: Kurs Dolar Menguat, Jadi Safe Haven Pasca Credite Suisse
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.