China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) atau Bukalapak mengumumkan kinerja perseroan periode 12 bulan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Bukalapak berhasil mencatatkan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan Bukalapak, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 93,6 persen menjadi Rp 3,62 triliun dari Rp 1,87 triliun pada 2021. Bersamaan dengan itu, perseroan mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan menjadi Rp 2,56 triliun dari Rp 441,43 miliar pada tahun sebelumnya. Beban penjualan dan pemasaran susut menjadi Rp 1,03 triliun dari sebelumnya Rp 11,64 triliun.
Beban umum dan administrasi pada 2022 naik menjadi Rp 2,54 triliun dari p 1,45 triliun pada 2021. Pada periode yang sama, perseroan membukukan pendapatan operasi lainnya senilai Rp 338,46 miliar dari tahun sebelumnya dengan beban operasi lainnya sebesar Rp 45,29 miliar.
Tahun lalu, perseroan mencatatkan laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi senilai Rp 3,94 triliun. Di mana pada tahun sebelumnya pos tersebut masih nihil.
Dari rincian itu, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 1,76 triliun hingga akhir 2022. Capaian ini berbalik dari tahun sebelumnya di mana rugi usaha tercatat sebesar Rp 1,71 triliun.
Bukalapak mencatatkan pendapatan keuangan sebesar Rp 451,04 miliar, beban keuangan Rp 7,08 miliar dan bagian rugi entitas asosiasi Rp 23,35 miliar.
Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,98 triliun. Angka ini berbalik dari tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi Rp 1,68 triliun. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yakni sebesar Rp 1,99 triliun, berbalik dari posisi tahun sebelumnya yang masih rugi Rp 1,67 triliun. Sehingga laba per saham dasar menjadi Rp 19,25 dari sebelumnya rugi per saham sebesar Rp 16,23.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 27,41 triliun dari tahun sebelumnya Rp 26,62 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 22 triliun dan aset tidak lancar sekitar Rp 5,4 triliun.
Liabilitas susut menjadi Rp 907,92 miliar pada akhir Desember 2022 dibandingkan akhir 2021 sebesar Rp 3,12 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp 808,86 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 99,07 miliar. Adapun ekuitas naik menjadi Rp 26,5 triliun dari Rp 23,5 triliun paa Desember 2021.
Baca juga: Apa itu kebijakan fiskal, dan mengapa itu penting?
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.