The Fed Kerek Suku Bunga Lagi?

Rupiah sepanjang pekan lalu menguat 0,52% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.548/US$. Ini menjadi penguatan mingguan pertama setelah sebelumnya melemah selama 6 pekan.

Pekan ini, ada bank sentral AS (The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (3/11/2022) dini hari waktu Indonesia. The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 3,75% – 4%.

Meski demikian, rupiah masih memiliki peluang untuk menguat, sebab pelaku pasar sudah mengantisipasi kenaikan tersebut jauh-jauh hari. Artinya, posisi rupiah saat ini sebenarnya sudah price in dengan kenaikan tersebut.

Rupiah berpeluang menguat seandainya The Fed mengindikasikan akan mulai mengendurkan laju kenaikan suku bunganya. Apalagi, beberapa pejabat The Fed juga mulai mengungkapkan keinginan tersebut, dan bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC) sudah lebih dulu melakukannya.

Presiden The Fed San Francisco Mary Daly adalah salah satu pejabat yang menyuarakan keinginan agar The Fed bisa mengendurkan laju kenaikan suku bunga. Menurutnya, pelonggaran kebijakan diperlukan untuk mencegah ekonomi AS melambat lebih dalam.

Baca juga: BI Naikkan Suku Bunga, Apa Saja Dampaknya?

“Pasar sudah mem-priced in kenaikan 75 bps lagi. Namun, saya ingin mengingatkan jika kenaikan suku bunga sebesar 75 bps tidak akan selamanya. Kita harus memastikan untuk tidak mengetatkan kebijakan terlalu ketat. Perang, perlambatan ekonomi Eropa, dan kenaikan suku bunga global akan berdampak ke ekonomi AS,” tutur Daly, berbicara dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan Universitas Berkeley California, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu rabu pekan lalu, BoC menaikkan suku bunga untuk keenam kalinya di tahun ini. BoC bersama The Fed menjadi bank sentral yang paling agresif menaikkan suku bunga guna meredam inflasi.

Tetapi, BoC menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 3,5%, lebih rendah dari ekspektasi pasar 75 basis poin.

BoC bahkan mengatakan, periode kenaikan suku bunga sebentar lagi akan berakhir, sebab perekonomiannya diperkirakan akan stagnan dalam 3 kuartal ke depan.

Langkah BoC tersebut tentunya memberikan harapan The Fed juga mulai mengendurkan laju kenaikan suku bunganya.

 

 

Sumber

Baca juga: Harga Bitcoin Turun Setelah The Fed Naikkan Suku Bunga!

Tags: