Crypto hari ini terkoreksi lagi, cek di bawah ini ya!
Bitcoin dan crypto hari ini terpantau alami pergerakan yang beragam. Mayoritas crypto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah. […]
Kurs rupiah hari ini kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan (17/11/2022). Dolar AS yang kembali perkasa juga menekan laju mata uang di Asia.
Mengacu pada data Refinitiv, Mata Uang Garuda melemah pada pembukaan perdagangan sebesar 0,32% ke Rp 15.650/US$. Kemudian, rupiah terkoreksi lebih tajam menjadi 0,54% ke Rp 15.685/US$ pada pukul 11:00 WIB.
Investor global telah disajikan oleh rilis data penjualan ritel AS per Oktober 2022 yang dirilis pada pada Rabu malam (16/11), naik 1,3% dari bulan sebelumnya. Bahkan, posisi tersebut di atas konsensus pasar yang memproyeksikan kenaikan 1,2%.
The Fed telah secara agresif menaikkan suku bunga tahun ini untuk memperlambat perekonomian. Namun sejauh ini, belanja konsumen tetap relatif kuat, sementara suku bunga yang lebih tinggi membutuhkan waktu untuk mempengaruhi perekonomian.
Ahli Strategi Mata Uang Commonwealth Bak of Australia Kim Mundy menilai bahwa data ritel yang tinggi akan membuat inflasi sulit diturunkan dan akan bertahan dalam waktu yang lebih lama.
Rilis data tersebut membuat indeks dolar AS kembali menguat. Pukul 11:00 WIB, indeks dolar AS menguat 0,29% ke posisi 106,588. Wajar saja rupiah pun tertekan. Menambah daftar penurunan rupiah yang sudah terjadi sejak awal pekan ini.
Sementara itu, para pelaku pasar masih menantikan rilis kebijakan terbaru dari Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan akan dirilis pada siang hari ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan secara agresif pada bulan ini.
Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, delapan lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek BI7DRR sebesar 50 basis points (bps) menjadi 5,25%.
Dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah, membuat peluang BI untuk menaikkan suku bunga acuan semakin meningkat. Ditambah, prediksi bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya hingga Maret 2023. Padahal, di sepanjang tahun ini Fed sudah sangat agresif dengan menaikkan suku bunga sekitar 375 bps.
Kembali perkasanya dolar AS, menekan laju mata uang di Asia. Yuan China dan rupiah menjadi mata uang yang terkoreksi paling tajam yang masing-masing sebesar 0,64% dan 0,54%.
Sedangkan, dolar Hong Kong dan yen Jepang melemah paling kecil jika dibandingkan dengan kinerja mata uang di Asia lainnya.
Baca juga: Kurs Dolar AS Anjlok, Ini Penyebabnya
Bitcoin dan crypto hari ini terpantau alami pergerakan yang beragam. Mayoritas crypto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah. […]
PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) meresmikan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang bergerak di bidang industri […]
Apa itu book building? Istiliah book building merujuk pada periode penawaran awal dari sebuah saham dari calon emiten yang go […]
Waspada kejahatan di metaverse! Salah satu masalah utama dengan platform metaverse adalah privasi. Orang mungkin mengungkapkan data yang lebih sensitif dan […]
BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp […]
Bitcoin hari ini menguat? Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memprediksi harga Bitcoin hari ini dibuka fluktuatif namun menguat di […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.