China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Krisis Perbankan Belum Usai, Begini Kata Joe Biden
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden angkat bicara terkait krisis perbankan yang melanda negara tersebut. Ia mengisyaratkan bahwa masalah belum selesai.
Biden menyatakan pemerintahannya “telah melakukan hal-hal yang mungkin untuk mengatasi krisis perbankan” dengan otoritas yang ada. Tapi, tegasnya, tanggapan Gedung Putih tentang masalah tersebut “belum selesai”.
“Kami telah melakukan apa yang perlu kami lakukan secara eksekutif. Saya yakin semuanya akan beres. Pasar tampaknya merespons,” kata Biden kepada wartawan sebelum meninggalkan North Carolina untuk kembali ke Gedung Putih dikutip Reuters, Rabu.
Namun saat ditanya apakah pemerintahannya telah kehabisan langkah dalam mengatasi persoalan perbankan, Biden mengakui bahwa krisis belum berakhir. Ia dan beberapa penasehatnya masih terus akan memantau situasi ke depan.
“Tidak, ini belum berakhir. Kami mengawasi dengan sangat cermat,” tegasnya.
“Saya pikir tim saya telah menanganinya dengan sangat baik, sejauh ini. Dan, daripada terburu-buru di sini, saya pikir mari kita biarkan semuanya berjalan sebagaimana adanya,” tambahnya.
Dikesempatan yang sama Biden juga menyinggung langkah Kongres AS untuk membantu menanggapi masalah kolapsnya sejumlah bank itu. Ia mengatakan “melihat perubahan legislatif sebagai tanggapan terhadap krisis, meskipun itu bisa menjadi sulit di Kongres yang terpecah”, merujuk kuatnya kepentingan Partai Demokrat dan Republik.
“Saya tidak yakin apakah kami mendapat banyak perubahan legislatif. Tapi kami sudah melihatnya.
Beberapa pekan terakhir, AS dilanda kejatuhan bank-bank besar seperti Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank. Kejatuhan ini sendiri disebabkan oleh beberapa faktor seperti ketidakstabilan pasar mata uang kripto dan juga manuver hawkish The Fed untuk meringankan inflasi yang ternyata justru ikut menekan harga obligasi.
Kondisi ini pun memicu hilangnya kepercayaan investor yang lebih luas di sektor perbankan. Keadaan ini juga telah memukul pasar saham dan memicu kekhawatiran akan krisis keuangan yang parah.
Administrasi Biden dengan cepat mengadopsi serangkaian tindakan darurat untuk melindungi nasabah di kedua bank. The Fed juga menyediakan likuiditas tambahan untuk membantu bank di seluruh sektor memenuhi kebutuhan para nasabahnya.
Biden mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dapat bertindak untuk menjamin simpanan di atas US$ 250.000 (Rp 3,7 miliar). Meski begitu, ia tetap optimis bahwa bank level menengah akan bertahan dari tekanan saat ini di sektor tersebut.
Baca juga: Apa itu kebijakan fiskal, dan mengapa itu penting?
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.