Dolar AS hari ini beranjak turun di awal perdagangan Eropa. Namun masih berada di dekat level tertinggi baru ini setelah notulen rapat terakhir Federal Reserve menyiratkan lebih banyak kenaikan suku bunga di masa mendatang.

Pukul 15.05 WIB, Indeks Dolar AS diperdagangkan turun 0,1% ke 104,433, masih dekat dengan level tertinggi enam minggu di 104,67 yang dicapai minggu lalu.

Risalah dari rapat Fed bulan Februari menyatakan bahwa sebagian besar pejabat mendukung kenaikan 25 bps karena laju yang lebih lambat “akan lebih memungkinkan mereka untuk menilai kemajuan ekonomi” untuk mengurangi inflasi ke target 2% mereka.

Namun, ini jelas beberapa pengambil kebijakan mendukung kenaikan suku bunga 50 bps yang lebih besar dan rapat tersebut terjadi sebelum rilis data laporan pekerjaan bulan Januari yang menyiratkan bahwa resesi belum dekat.

Presiden Fed St Louis James Bullard mengatakan bahwa Fed masih membutuhkan pengetatan kebijakan moneter yang “tajam” untuk meredam inflasi, dan menambahkan bahwa ia memperkirakan suku bunga jangka pendek akan mencapai puncaknya antara 5,25-5,50%, lebih dari setengah persen di atas level saat ini.

Baca juga: Waspada Investasi Bodong, Begini Trading yang Tepat

Di tempat lain, EUR/USD naik 0,1% ke 1,0610, menjauh dari level terendah enam minggu di 1,0598 yang dicapai pada sesi sebelumnya sebelum rilis angka akhir indeks harga konsumen zona euro untuk bulan Januari.

Angka tahunan diperkirakan akan naik menjadi 8,6%, dari 8,5% di bulan sebelumnya, mengindikasikan bahwa inflasi masih sulit untuk dijinakkan dan oleh karena itu European Central Bank akan tetap berada dalam jalur pengetatan untuk beberapa waktu.

GBP/USD naik 0,1% di 1,2057, AUD/USD naik 0,4% ke 0,6831, sementara NZD/USD naik 0,4% di 0,6242, masih merasakan bantuan dari keputusan Reserve Bank of New Zealand awal minggu ini untuk menaikkan suku bunganya ke level tertinggi sejak akhir 2008 dan memproyeksi kenaikan lebih lanjut yang akan datang.

USD/JPY mayoritas datar di sekitar 134,88, menjelang pidato yang ditunggu oleh calon Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda di parlemen pada hari Jumat, yang dapat membahas nasib kebijakan kontrol imbal hasil obligasi bank sentral nan kontroversial.

Sumber

Baca juga: Transaksi Berjalan Indonesia Surplus Sepanjang 2022

Tags: