PT Merdeka Battery Materials Akan Gelar IPO
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering atau IPO). Rencananya, saham Merdeka […]
Kurs Dolar Hari Ini Menguat
Nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar AS di awal perdagangan Selasa (7/2/2023). Sebelumnya, rupiah turun lebih dari 1% awal pekan kemarin. Pasar yang melihat bank sentral AS (The Fed) bisa lebih agresif lagi membuat dolar AS hari ini menguat.
Melansir data Refintiv, begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung turun 0,56% ke Rp 15.135/US$.
Hanya dalam waktu beberapa hari saja, pelaku pasar kembali merubah ekspektasinya terkait suku bunga The Fed.
Sebelumnya pasar melihat puncak suku bunga The Fed berada di kisaran 4,75% – 5%. Namun, ekspektasi tersebut kini kembali ke posisi awal, yaitu 5% – 5,25%.
Hal itu terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group. The Fed kini diperkirakan akan menaikkan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada Maret dan Mei.
Artinya, kebijakan moneter kini diperkirakan kembali ke proyeksi yang diberikan The Fed Desember lalu, puncaknya di 5% – 5,25% dan tidak akan dipangkas hingga 2024.
Yang mengkhawatirkan tentunya jika The Fed menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi akibat inflasi.
Saat ini pelaku pasar melihat ada peluang sebesar 26% The Fed menaikkan suku bunga menjadi 5,25% – 5,5% pada Juni.
Semakin tinggi suku bunga, maka “gelapnya” ekonomi dunia pada 2023 akan semakin nyata.
Bahkan bisa saja lebih parah dari perkiraan sebelumnya seandainya langkah The Fed memicu capital outflow yang besar dari negara emerging market dan dolar AS menjadi sangat kuat lagi.
Negara lain kemungkinan akan ikut kembali menaikkan suku bunga guna menjaga stabilitas nilai tukar dan mencegah capital outflow.
Pelaku pasar ini menanti pidato ketua The Fed, Jerome Powell pada Selasa siang waktu setempat.
Saat pengumuman kebijakan moneter pekan lalu, Powell menyebut tren penurunan inflasi sedang dimulai
“Kami saat ini bisa mengatakan saya pikir untuk pertama kalinya proses disinflasi sudah dimulai,” kata Powell, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (2/2/2023).
Namun, melihat pasar tenaga kerja yang kuat, menarik dinanti apakah Powell masih tetap tren penurunan inflasi sedang dimulai, atau kembali melihat inflasi masih bandel dan sulit turun.
Baca juga: Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut, Begini Kata Bos OJK
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering atau IPO). Rencananya, saham Merdeka […]
Harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya turun pada hari Kamis (30/03) setelah lonjakan awal saat Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas […]
PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul akan membagikan dividen tunai Rp 690 miliar untuk […]
CEO perusahaan investasi aset digital Galaxy Digital mengatakan kepada investor bahwa dia terkejut dengan jumlah perhatian terkait peraturan untuk kripto […]
CEO Twitter Elon Musk mengklaim valuasi Twitter sekitar USD 20 miliar atau sekitar Rp 301,28 triliun, menurut email yang dilihat […]
Krisis Perbankan Belum Usai, Begini Kata Joe Biden Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden angkat bicara terkait krisis perbankan yang […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.