Berita forex hari ini

Dolar kembali menguat pada hari Selasa (21/03), namun masih berada di dekat level terendah lima minggu. Hal ini karena para trader kembali membeli aset-aset berisiko setelah pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS yang didukung oleh pemerintah. Akuisisi tersebut meredakan kekhawatiran akan krisis perbankan yang meluas dan sistemik.

Namun, sentimen pasar tetap rapuh, karena para investor berjuang untuk menentukan skala konsekuensi dari pukulan sektor yang dimulai dengan runtuhnya Silicon Valley Bank, sehingga membatasi selera risiko dan memberikan dukungan pada safe haven dollar.

Poundsterling naik 0,02% ke $1,2280, sementara euro stabil di $1,0722.

Aussie turun 0,22% menjadi $0,6703.

Berita mengenai rencana pengambilalihan UBS atas saingannya Credit Suisse pada hari Minggu memberikan jalan bagi reli pada hari Senin, karena kekhawatiran akan gejolak yang mengguncang pasar di seluruh bank global berkurang.

“Pasar masih gelisah, namun kecepatan respon para pembuat kebijakan terhadap risiko sektor perbankan yang terus berkembang cukup menggembirakan,” kata Alvin Tan, kepala strategi FX Asia di RBC Capital Markets.

Baca juga:  Melihat Kondisi Investasi Sektor Perbankan Indonesia

Satu lagi bukti tekad pihak berwenang untuk meredakan kekhawatiran pasar, Federal Reserve berkoordinasi dengan bank-bank sentral lain. Mereka mengumumkan pada hari Minggu akan menawarkan swap mata uang harian untuk memastikan bank-bank di Kanada, Inggris, Jepang, Swiss, dan zona euro memiliki dolar yang dibutuhkan untuk beroperasi.

“Ada permintaan yang cukup rendah untuk dolar AS di jalur swap Fed, jadi ini merupakan tanda positif,” kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia.

“Namun, masih ada beberapa tanda-tanda tekanan di pasar pendanaan… jadi mata uang akan terus berhati-hati,” tambahnya.

Dolar tergelincir 0,12% menjadi 131,15 terhadap yen Jepang. Sementara indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap beberapa mata uang, turun 0,04% menjadi 103,30.

Ekspektasi suku bunga AS yang lebih rendah juga menambah tekanan turun terhadap dolar menjelang pertemuan kebijakan dua hari The Fed yang akan dimulai hari Selasa.

Menurut alat CME FedWatch, pasar memperkirakan 26,2% peluang bahwa Fed akan tetap bertahan ketika mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari Rabu, dengan 73,8% peluang kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.

“Mengingat semua gejolak pasar dan kekhawatiran di sekitar sistem keuangan global, saya pikir akan penting bagi Ketua Fed (Jerome) Powell untuk memberikan kepastian kepada para pelaku pasar bahwa sistem keuangan AS, setidaknya, sangat tangguh dan kuat,” kata Kong dari CBA.

 

 

 

Sumber

Baca juga: UBS Group Akuisisi Credit Suisse? Simak Kabar Berikut