PT Merdeka Battery Materials Akan Gelar IPO
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering atau IPO). Rencananya, saham Merdeka […]
Tujuh bank besar global, seperti Bank of America, JPMorgan Chase, Wells Fargo, ruist, Capital One, PNC Bank, dan US Bank dilaporkan bekerja sama untuk meluncurkan dompet digital yang akan bersaing dengan penyedia dompet digital lainnya seperti Paypal dan Apple Pay.
Dilansir dari Bitcoin.com, dompet tersebut akan dikelola oleh perusahaan fintech Early Warning Services (EWS), yang memiliki dan mengoperasikan Zelle. EWS menyediakan solusi manajemen risiko untuk lembaga keuangan, entitas pemerintah, dan perusahaan pembayaran.
Dompet digital baru, yang akan ditautkan ke debit dan kredit pembeli untuk pembayaran online, akan beroperasi secara terpisah dari Zelle.
Masih belum ada konfirmasi apakah kripto akan masuk dalam dompet ini. Namun, jika melihat PayPal, mereka sudah mengitegrasikan kripto pada dompet digitalnya.
Bank bertujuan untuk bersaing dengan penyedia dompet pihak ketiga lainnya seperti Paypal dan Apple Pay karena mereka khawatir akan kehilangan kendali atas hubungan pelanggan mereka, publikasi tersebut menyampaikan.
EWS berencana untuk mulai meluncurkan dompet baru pada paruh kedua tahun ini. Visa dan Mastercard sudah bergabung. Perusahaan fintech lainnya telah menjangkau jaringan kartu lain. Seperti Discover Financial Services, untuk menilai minat mereka dalam menambahkan kartu mereka ke dompet.
Di sisi lain, Senator Republik Texas Ted Cruz mendorong Kongres Amerika Serikat untuk mengadopsi mata uang kripto di dalam aulanya menggunakan insentif yang mungkin disetujui kedua belah pihak untuk makanan.
Cruz memperkenalkan resolusi bersamaan pada 25 Januari yang hanya mengizinkan mesin penjual otomatis dan kontraktor layanan makanan menerima kripto sebagai opsi pembayaran di Capitol AS.
Saat ini, investor masih mencermati rilis data pertumbuhan kuartal keempat yang sedikit lebih kuat dari yang diharapkan. Dengan rincian angka menunjukkan pengeluaran konsumen riil melambat lebih dari yang diharapkan dan indeks triwulanan untuk pengeluaran konsumsi pribadi juga secara mengejutkan turun tajam.
Berdasarkan jajak pendapat Reuters pekan lalu, mayoritas ekonomi di AS memperkirakan The Fed akan memperlambat kebijakan pengetatan moneternya. Pada pertemuan berikutnya, The Fed diproyeksi mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Baca juga: Mengenal Istilah Yield Chasing di Pasar Keuangan
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering atau IPO). Rencananya, saham Merdeka […]
Harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya turun pada hari Kamis (30/03) setelah lonjakan awal saat Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas […]
PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul akan membagikan dividen tunai Rp 690 miliar untuk […]
CEO perusahaan investasi aset digital Galaxy Digital mengatakan kepada investor bahwa dia terkejut dengan jumlah perhatian terkait peraturan untuk kripto […]
CEO Twitter Elon Musk mengklaim valuasi Twitter sekitar USD 20 miliar atau sekitar Rp 301,28 triliun, menurut email yang dilihat […]
Krisis Perbankan Belum Usai, Begini Kata Joe Biden Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden angkat bicara terkait krisis perbankan yang […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.