PT Merdeka Battery Materials Akan Gelar IPO
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering atau IPO). Rencananya, saham Merdeka […]
Waspada kejahatan di metaverse!
Salah satu masalah utama dengan platform metaverse adalah privasi. Orang mungkin mengungkapkan data yang lebih sensitif dan informasi pribadi di metaverse, meningkatkan risiko peretasan dan pembobolan data. Selain itu, mungkin ada sedikit pengawasan dan regulasi tentang cara bisnis mengumpulkan dan menggunakan data ini, yang dapat mengakibatkan penyalahgunaan data pribadi.
Metaverse terbuka untuk berbagai risiko keamanan, termasuk peretasan, pencurian kekayaan intelektual, dan penyalahgunaan data pengguna yang dapat menyebabkan hilangnya data pribadi, kerugian finansial, dan kerusakan reputasi serta stabilitas komunitas virtual. Misalnya, metaverse dapat digunakan oleh penjahat untuk melakukan kejahatan tambahan, menyebarkan malware , atau mencuri data pribadi.
Kasus “Crypto Crime Cartel” adalah salah satu contoh dunia nyata dari kejahatan dunia maya di metaverse. Pada tahun 2020, ditemukan bahwa sekelompok penjahat dunia maya beroperasi di metaverse, tepatnya di komunitas online Second Life.
Mereka menipu pelanggan untuk mengirimkan informasi masuk dan pribadi melalui penipuan phishing, yang kemudian mereka manfaatkan untuk mencuri uang virtual dan aset digital. Grup tersebut juga melakukan pencurian identitas dan kejahatan keuangan lainnya di dunia nyata dengan menggunakan informasi yang dicuri. Penjahat crypto pencucian uang berhasil mencuri aset digital dan mata uang bernilai jutaan dolar.
Contoh ini menunjukkan bagaimana penjahat dunia maya dapat menggunakan anonimitas dan regulasi metaverse yang longgar untuk melakukan kejahatan. Ini menekankan pentingnya berhati-hati saat menggunakan dunia virtual dan mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi data pribadi dan aset digital, seperti menggunakan kata sandi yang kuat, waspada terhadap permintaan informasi pribadi yang tidak diminta dan memberi tahu otoritas yang sesuai tentang aktivitas yang mencurigakan.
Penggunaan cryptocurrency untuk menyembunyikan hasil kegiatan kriminal. Seperti penjualan narkotika atau senjata ilegal, dengan menyembunyikan sumber dan kepemilikan uang melalui jaringan transaksi yang berbelit-belit adalah contoh pencucian uang di metaverse.
Berikut adalah beberapa cara untuk melindungi diri di metaverse:
Dengan memperhatikan bahaya dan kehati-hatian di dunia realitas virtual, pengguna dapat mengambil tindakan pencegahan lebih lanjut untuk melindungi diri mereka sendiri. Hal ini dapat mencakup kewaspadaan terhadap data yang mereka ungkapkan secara online, berhati-hati saat berbicara dengan orang asing, dan memblokir atau melaporkan individu mana pun yang terlibat dalam perilaku yang tidak pantas.
Baca juga: Bitcoin Hari Ini Diprediksi Menguat Gara-gara The Fed
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering atau IPO). Rencananya, saham Merdeka […]
Harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya turun pada hari Kamis (30/03) setelah lonjakan awal saat Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas […]
PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul akan membagikan dividen tunai Rp 690 miliar untuk […]
CEO perusahaan investasi aset digital Galaxy Digital mengatakan kepada investor bahwa dia terkejut dengan jumlah perhatian terkait peraturan untuk kripto […]
CEO Twitter Elon Musk mengklaim valuasi Twitter sekitar USD 20 miliar atau sekitar Rp 301,28 triliun, menurut email yang dilihat […]
Krisis Perbankan Belum Usai, Begini Kata Joe Biden Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden angkat bicara terkait krisis perbankan yang […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.